TEROPONGNTT, KUPANG — Salah satu dosen Program Studi (Prodi) Kebidanan Universitas Citra Bangsa (UCB), Frida S. Pay SST.,M.Kes menjadi salah satu narasumber dalam webinar internasional yang digelar dalam rangka Peringatan Hari Bidan Internasional 25 Mei 2021. Konfederasi Bidan Internasional (International Confederation of Midwifes/ICM) mengangkat tema “Follow the Data: Invest in Midwives” (Ikuti Data: Berinvestasi pada Bidan). Tujuannya agar agar terjadi perawatan kebidanan berkualitas di seluruh dunia, meningkatkan kesehatan seksual, reproduksi, ibu, bayi baru lahir, anak, dan remaja dalam prosesnya.
Bidan Ida, begitu ia biasa disapa, dalam pemaparannya mewakili praktisi bidan di Nusa Tenggara Timur (NTT) menyebut beberapa hal yang masih menjadi tatantangan para bidan di lapangan. Termasuk diantaranya, keterlibatan atau pendampingan suami dan keluarga bagi ibu hamil.
“Keterlibatan atau pendampingan suami dan keluarga selama ibu hamil harus menjadi perhatian bersama. Kadang keluarga terlambat mengambil keputusan dan mengakibatkan keterlambatan penanganan ibu hamil yang berisiko,” papar bidan senior di Puskesmas Sikumana ini.
Ketika ditanya mengenai kuantitas dan kualitas bidan yang ada di NTT, Ia menjawab bahwa masih ada kendala dan berharap pemangku kepentingan dapat memperbaiki hal mendasar ini.
“Secara kualitas diperlukan updating pengetahuan dan keterampilan terbaru. Kami para bidan juga sangat membutuhkan tambahan pengetahuan dan keterampilan terbaru. Secara kuantitas diperlukan penambahan tenaga bidan terutama di daerah atau desa-desa yang terpencil. Saat ini memang masih menumpuk di daerah kota. Belum ada kemerataan tenaga bidan secara umum di provinsi NTT,” lanjut Dosen UCB ini.
Tujuan lain diperingatinya Hari Bidan Sedunia adalah untuk mengkampanyekan peran penting bidan dalam kehidupan manusia terutama yang berhubungan dengan persalinan dan juga kesehatan reproduksi. Bidan juga berperan dalam meningkatkan derajat wanita, seperti melalui pelayanan kontrasepsi, memberikan imunisasi kepada bayi, dan menurunkan angka kematian ibu (AKI).
Pada zaman dahulu, praktik bidan sangat erat kaitannya dengan perdukunan dan takhayul. Namun saat ini bidan sudah sangat mampu dan kompeten dalam membantu persalinan, bahkan disetarakan dengan dokter kandungan.
Kegiatan ini terlaksana berkat kerja sama dari Ikatan Bidan Indonesia, Ditjen PPSDM Kesehatan United Nations Fund for Population Activities (UNFPA) dan Suport From Global Affairs Canada (Duta Besar Canada).
(vm)
Comment