TEROPONGNTT, JAKARTA — Sektor 3 P (pertanian, perikanan, dan pariwisata) menjadi andalan kemajuan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Pertanian dan perikanan menyumbang 30 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Sementara daerah tujuan wisata di NTT seperti Pulau Komodo, Labuan Bajo, dan Danau Tiga Warna Kelimutu Ende, serta tujuan wisata lainnya, membutuhkan infrastruktur yang memadai agar lebih berkembang.
Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi di Indonesia bagian timur, merupakan momentum yang harus dijaga di tengah upaya pemerintah menanggulangi ketimpangan antar wilayah. Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan pertumbuhan ekonomi 5,18 persen pada 2016, menjadi contoh nyata, sejumlah wilayah di bagian timur Indonesia dapat mengejar ketertinggalannya dengan daerah lain.
“Namun itu belum cukup, kita perlu bekerja lebih keras lagi. Terutama untuk pengentasan kemiskinan, menurunkankan tingkat ketimpangan dan membuka lebih banyak lapangan pekerjaan,” kata Presiden RI, Joko Widodo.
Presiden Jokowi menegaskan hal ini dalam rapat terbatas mengenai evaluasi pelaksanaan proyek dan program prioritas nasional di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) di Kantor Kepresidenan Jakarta, Kamis ( 16/2/2017).
Guna mendorong percepatan dan pemerataan pembangunan di NTT, Presiden Joko Widodo menekankan untuk memperhatikan peningkatan sektor pertanian dan perikanan. Sebab, bila melihat dari sisi produksi, 30 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) NTT berasal dari sektor tersebut.
Untuk itu, Presiden Jokowi, menginstruksikan penyiapan infrastruktur pertanian dan kelautan menjadi prioritas. Mulai dari pembangunan bendungan, embung (kantong air), sampai dengan pelabuhan.
“Pembangunan waduk dan bendungan serta saluran irigasi di NTT merupakan suatu keharusan yang tidak boleh ditunda-tunda lagi. Karena bendungan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan seperti air bersih, pengairan lahan pertanian dan perkebunan serta pembangkit listrik,” kata Presiden Jokowi. (*/presidenri.go.id)
Comment