TEROPONGNTT, KUPANG — Stikes Maranatha Kupang menggelar seminar nasional tentang “Peningkatan Kemampuan Profesi Kesehatan dalam Persaingan Global”, Jumat (21/10/2016) siang. Seminar nasional yang dilaksanakan di Ballroom Swiss BelInn Kristal Kupang ini dihadiri ribuan peserta dari kalangan mahasiswa, dosen serta undangan lainnya.
Meski disebut seminar nasional, namun salah satu pemateri seminar bahkan datang dari luar negeri yakni dari negara sahabat Philipina. Pemateri asal negara Philipina ini bernama, Dedi Blacius, Dr.Kep yang juga mantan direktur sebuah rumah sakit di Kota Manila. Blacius membawakan materi berjudul, The Excellent Service Bidang Pelayanan Keperawatan Peka Budaya.
Selain menghadirkan pemateri dari Philipina, seminar nasional yang digelar Stikes Maranatha Kupang ini juga menghadirkan pembicara tingkat nasional yakni Yetty Irawan, M.Sc dan Nur Intan, S.Kep.Ns, M.Kep. Pembicara Yetty Irawan, M.Sc membawakan materi berjudul Peran Profesi Bidan dalam menghadapi MEA, sementara Nur Intan, S.Kep.Ns, M.Kep membawakan materi berjudul Asuhan Keperawatan Bencana.
Direktur RSU Prof Dr WZ Johannes Kupang, drg Domi Mere didaulat membawakan materi sebagai keynote speaker dalam seminar tersebut. Dalam materi yang disampaikan cuma sekitar 15 menit, dokter Domi mengingatkan tentang pentingnya pengetahuan bahasa asing bagi mahasiswa dan tamatan tenaga kesehatan.
Menurut dokter Domi, jumlah rumah sakit, puskesmas dan klinik terus bertambah seiring pertumbuhan jumlah penduduk sehingga membutuhkan banyak tenaga kesehatan. Namun demikian, pertumbuhan tenaga kesehatan yang dihasilkan dari sejumlah perguruan tinggi kesehatan di wilayah NTT juga lumayan banyak.
Kondisi ini, kata dokter Domi, mengharuskan tenaga kesehatan untuk bisa tamat kuliah sebagai tenaga kesehatan yang handal dan berkualitas. Menjadi tenaga kesehatan yang bisa bersaing di dunia kerja, bukan cuma di wilayah NTT ataupun di dalam wilayah negara Indonesia tetapi juga harus mampu bersaing hingga ke luar negeri di era pasar bebas Asean atau MEA (masyarakat ekonomi asean).
“Sekarang ini sudah era globalisasi. Kita sekarang ini sudah era pasar bebas MEA. Karena itu, pengetahuan bahasa asing harus menjadi perhatian dalam pendidikan di lembaga perguruan tinggi kesehatan,” kata Domi Mere.
Dikatakan Domi Mere, pelayanan kesehatan yang baik bukan hanya didukung dengan ketersediaan fasilitas dan peralatan kesehatan yang memadai. Tetapi juga tergantung pada kualitas SDM tenaga kesehatannya. Di era pesaingan yang semakin ketat ini, kualitas SDM tenaga kesehatan juga harus semakin ditingkatkan.
Sementara pemateri lain dari NTT yang juga tak kalah berkualitas yakni Ketua Stikes Maranatha Kupang, Merry L Fanggidae Tumeluk, SST, M.PH serta pengurus PPNI NTT, Aemilianus Mau, S.Kep.Ns, M.Kep dan Stefanus M Kiik, M.Kep.Ns, S.Kep.Kom. Ketua Stikes Maranatha Kupang, Merry L Fanggidae Tumeluk, SST, M.PH membawakan materi tentang Profesionalisme Bidan, pengurus PPNI NTT, Aemilianus Mau, S.Kep.Ns, M.Kep membawakan materi tentang Peran Organisasi Profesi dalam Peningkatan Kompetensi Tenaga Kesehatan dan pengurus PPNI NTT, Stefanus M Kiik, M.Kep.Ns, Sp.Kep.Kom mmebawakan materi tentang Peran Perawat Komunitas pada Era MEA.
Pada intinya, para pemateri seminar menginginkan, perguruan tinggi kesehatan mampu melahirkan tenaga kesehatan yang berkualitas dan handal dalam bidang ilmunya. Para mahasiswa perguruan tinggi kesehatan juga diharapkan mempersiapkan diri dengan baik, dengan rajin kuliah dan rajin belajar sehingga mampu bersaing ketika terjun ke dunia kerja. (nia)
Comment