Nasional

Perbarindo NTT Gelar Refreshing Credit Analysis dan NPL Management, Robert P Fanggidae : BPR Harus Memiliki SDM Berkualitas

8
×

Perbarindo NTT Gelar Refreshing Credit Analysis dan NPL Management, Robert P Fanggidae : BPR Harus Memiliki SDM Berkualitas

Sebarkan artikel ini

TEROPONGNTT, KUPANG – Perhimpunan Bank Perekonomian Rakyat Indonesia (Perbarindo) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar kegiatan Refreshing Credit Analysis dan NPL Management, selama dua hari di Hotel Kristal Kupang pada Sabtu dan Minggu, 4-5 Mei 2024). Kegiatan ini bertujuan menyegarkan kembali pengetahuan sekaligus meningkatkan kualitas SDM jajaran direksi dan karyawan Bank Perekonomian Rakyat (BPR) terutama di bidang kredit.

Kegiatan Refreshing Credit Analysis dan NPL Management ini diikuti 45 peserta yang merupakan perwaki-lan dari 10 BPR yang ada di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Pelatihan Credit Analysis dan NPL Management yang diberi judul Refreshing Credit Analysis dan NPL Management ini menghadirkan pemateri Dosen Perbankan Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Purwanto Waluyo.

Dalam sambutannya saat membuka kegiatan Refreshing Credit Analysis dan Non Performing Loan (NPL) Management, Ketua Perbarindo Provinsi NTT, Robert P Fanggidae mengatakan, di wilayah Provinsi NTT saat ini ada 11 BPR dan 6 BPR diantaranya memiliki kantor pusat di Kota Kupang. Ke-11 BPR tersebut yakni, BPR Tanjung Pratama di Atambua, BPR Dana Mas di Atambua, BPR Sarita Raya di Waingapu-Sumba Ti-mur, BPR Wira Usaha Dana di Waingapu, serta enam BPR lain yang ada di Kota Kupang yakni BPR Timor Raya Makmur, BPR NAM, BPR Pitoby, BPR Saridina Kencana, BPR Christa Jaya dan BPR TLM.

Dikatakan Robert P Fanggidae, tugas pokok bank termasuk BPR adalah menghimpun dan menyalurkan dana, dan dalam penyaluran dana, pihak BPR atau perbankan perlu memastikan bahwa dana yang disalurkan bisa dibayarkan kembali oleh nasabah.

Dan untuk memastikan hal itu, kata Robert P Fanggidae, BPR harus memiliki SDM yang berkualitas, Tanpa kualitas SDM yang patuh dan professional, BPR tidak akan bertumbuh, tidak akan bisa eksis dalam persaingan indutri keuangan, termasuk BPR yang ada di wilayak NTT,

“Kita perlu meningkatkan kualitas SDM Bank Perekonomian Rakyat (BPR) karena SDM merupakan asset paling berharga di organisasi manapun termasuk di BPR. Jadi yang pertama dalam industry perbankan khu-susnya BPR, bukan modal dan bukan teknologi tetapi SDM yang berkualitas. Tanpa kualitas SDM yang patuh dan professional, tentu BPR tidak akan bertumbuh, tidak akan bisa eksis dalam persaingan indutri keuangan, khsusunya di NTT,” kata Robert P Fanggidae

Sesuai data, kata Robert P Fanggidae yang juga adalah Direktur Utama BPR TLM, dalam dua tahun terakhir setelah covid-19, yakni tahun 2022-2023, pertumbuhan bisnis BPR di NTT mengalami stagnan, dan bukan cuma stagnan tapi bahkan berkurang assetnya. Ini adalah tantangan yang mesti dapat dihadapi BPR.

“Tadinya perbankan memiliki Rp50 triliun asset di NTT, dan tahun 2022 mengalami penurunan. Tadinya pangsa pasar BPR sebesar 2 persen dari jumlah Rp50 triliun yakni sekitar Rp900 miliar lebih asset BPR, tapi terus menurun pada tahun 2022 dan 2023. Kalau asset menurun maka yang terjadi, adalah penurunan dana pihak ketiga. Modal kita terus menurun karena tabungan dan deposito kita terus berkurang,” kata Robert P Fanggidae.

Karena itu, kata Robert P Fanggidae, Perbarindo dan BPR diingatkan OJK agar terus meningkatkan SDM, khususnya SDM bagian funding. Sehingga bisa bekerja maksimal dan makin banyak dana pihak ketiga yang bisa disalurkan dalam bentuk kredit.

Menurut Robert P Fanggidae, dilihat dari harganya, jasa bunga simpanan di BPR lebih tinggi dan saat ini sebe-sar 6,75 persen. Tetapi yang jadi pertanyaan, kenapa para penabung dan deposan yang dananya di bawah Rp2 miliar tidak menabung di BPR?. Kenapa dengan price atau harga yang lebih baik dan dijamin oleh LPS (Lem-baga Penjamin Simpanan), artinya aman dan menguntugkan, tetapi kepercayaan tidak tumbuh dari BPR?. Jawaban dari pertanyaan itu adalah, ternyata kepercayaan tidak dibentuk hanya oleh harga dan keamanan.

“Ternyata kepercayaan tidak hanya ditentukan oleh rasa aman dan keuntungan atau harga. Karena itulah, hari ini digelar pelatihan dengan judul Refreshing Credit Analysis dan NPL Management, dan mungkin suatu saat Perbarindo perlu melatih juga funding. Supaya kita punya mental yang tangguh, yang tekun melewati sengsara mencari dana sehingga melahirkan tahan uji. Karena dari tahan uji baru bisa melahirkan pengharapan. Yaitu berharap bisa terus maju dan berkembang, tapi selama ini kita baru sengsara saja sudah menyerah,” kata Robert P Fanggidae.

“Kita tidak punya mental yang tangguh, yang tabah, yang tekun, sehingga meski kita lulus sekolah dengan IP 4,0 pun saat di tempat kerja tidak bisa melaksanakan program. Sekolah, seperti kata Rocky Gerung, hanya tanda kalau kita pernah kuliah, tapi prakteknya masih jauh. Antara nilai A dengan kemampuan memasarkan produk termasuk kredit, masih ada jarak,” kata Robert P Fanggidae lagi.

Oleh karena itu, katanya, setelah melakukan rapat bersama para pengurus Perbarindo NTT, maka program Peribarindo NTT pertama di tahun 2024 ini adalah menggelar kegiatan Refreshing Credit Analysis dan NPL Management, untuk menyegarkan kembali pengetahuan dan semangat, khususnya di bidang Analisa Kredit, dengan menghadirkan pemateri dari Dosen UGM yang juga komisasri sejumlah BPR di Jakarta yakni Pur-wanto Waluyo.

Robert P Fanggidae yang juga maju sebagai Calon Wali Kota Kupang ini berharap, para perwakilan direksi dan karawan bidang kredit dari masing-masing BPR yang hadir dapat mengikuti kegiatan Refreshing Credit Anal-ysis dan NPL Management, dengan serius dan penuh semangat, sehingga berdampak pada peningkatan kuali-tas SDM demi perkembangan dan pertumbuhan industry keuangan BPR di NTT yang lebih baik.

Apa yang disampaikan Ketua Perbarindo Provinsi NTT, Robert P Fanggidae ini dibenarkan Purwanto Waluyo saat membawakan materinya. Dikatakan Purwanto Waluyo, peningkatan kualitas SDM jajran direksi dan kar-yawan BPR sangat penting demi pertumbuhan bisnis perbankan khususnya BPR.

(max)

Comment