Politik

Gubernur NTT Beberkan Pencapaian Pembangunan Selama Kepemimpinan Viktory-Joss, Prevalensi Stunting Menurun Tajam pada Pengukuran Februari 2023

52
×

Gubernur NTT Beberkan Pencapaian Pembangunan Selama Kepemimpinan Viktory-Joss, Prevalensi Stunting Menurun Tajam pada Pengukuran Februari 2023

Sebarkan artikel ini
FOTO : Pidato Pembangunan Gubernur NTT dalam rangka Peringatan HUT Ke-78 Kemerdekaan RI

# Pada Pidato Pembangunan Gubernur NTT dalam rangka Peringatan HUT Ke-78 Kemerdekaan RI

TEROPONGNTT, KUPANG — Pidato Pembangunan Gubernur NTT dalam rangka Peringatan HUT Ke-78 Kemerdekaan RI disampaikan di hadapan seluruh pejabat dan perwakilan masyarakat di Aula El Tari Kupang, Rabu 16 Agustus 2023. Pada pidato Pembangunan ini, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat membeberkan sejumlah capaian Pembangunan selama kepemimpinan Viktor Bungtilu Laiskodat dan Josep Nae Soi (Viktory-Joss), sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur NTT.

Sejumlah capaian pembangunan selama masa kepemimpinan Viktor Bungtilu Laiskodat dan Josep Nae Soi (Viktory-Joss) dapat terlihat dalam berbagai bidang, mulai dari bidang Kesehatan, Bidang Pendidikan, Bidang Olah Raga, Bidang Pariwisata, Bidang Pertanian, Bidang Peternakan, Bidang kelautan dan Perikanan, hingga Bidang Infrastruktur dan bidang lainnya.

Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, mengatakan, Viktory-Joss memulai memimpin dengan membangun narasi baru yang menggambarkan NTT sebagai provinsi luar biasa kaya yang memberi harapan sebagai negeri terjanjikan yang dianugerahkan Tuhan. NTT bangkit dimulai dengan merevolusi cara pandang yang memerdekakan dari stigma keterbelakangan yang menjajah dan melemahkan.

“Perkenankan kami menyampaikan beberapa capaian pembangunan secara makro. Tingkat pertumbuhan ekonomi NTT pada Triwulan II Tahun 2023 mencapai 4,04 persen (YoY). Sebelumnya, di masa pandemik covid-19, pertumbuhan ekonomi sempat mengalami kontraksi dengan pertumbuhan minus 2,28. Sementara itu, PDRB per kapita kita pada tahun 2022 sebesar Rp. 21,7 juta, meningkat dibanding tahun 2018 sebesar Rp. 18,42 juta,” kata Viktor Bungtilu Laiskodat.

Pertumbuhan ekonomi NTT berlangsung dalam inflasi yang dapat dikendalikan, di mana pada Juli 2023 inflasi 3,88 persen (yoy), berada di rentang sasaran inflasi 3 ± 1%. Hal ini diikuti dengan persentase kemiskinan yang menurun dari 21,35 persen tahun 2018 menjadi 19,96 persen pada Maret 2023 atau menurun 1,39 persen.

Seiring dengan itu, kata Viktor Bungtilu Laiskodat, tingkat pemerataan pembangunan yang diukur dari indeks gini yakni 0,355 di tahun 2019 menjadi 0,325 pada periode Maret 2023 dan lebih rendah dari rata-rata nasional 0,388. Selain itu, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) juga mengalami peningkatan sebesar 1,51 poin yakni 64,39 pada tahun 2018 menjadi 65,90 di tahun 2022.

Kenaikan itu disebabkan oleh kenaikan usia harapan hidup dari 66,38 tahun 2018 menjadi 67,47 tahun 2022; harapan lama sekolah juga meningkat lebih baik pada tahun 2022 yakni 7,70 dibanding 7,30 di tahun 2018. Demikian pula angka pengeluaran per kapita naik menjadi Rp 7,87 juta pada tahun 2022 dibanding tahun 2018 sebesar Rp 7,56 juta.

Gubenur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat juga menyampaikan beberapa cuplikan pencapaian misi sesuai dengan jenis urusan wajib pelayanan dasar, urusan wajib non-pelayanan dasar serta urusan pilihan yang menjadi domain kewenangan Provinsi NTT.

Di bidang Kesehatan, kata Viktor Bungtilu Laiskodat, peningkatan derajat kesehatan masyarakat menjadi salah satu aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia NTT. Pembangunan kesehatan mulai sejak dari dalam kandungan ibu. Angka stunting di NTT masih tergolong tinggi, persentase stunting selama lima tahun berturut-turut mulai tahun 2018 sampai dengan 2023 menunjukkan tren penurunan yang besar.

Pada tahun 2018, kata Viktor Bungtilu Laiskodat, prevalensi stunting 35,4 persen atau sebanyak 81.434 balita dan menurun tajam pada pengukuran Februari 2023, yakni 15,7 persen atau 67.518 balita. Hal ini membuktikan bahwa pendekatan pencegahan dan penanganan stunting secara konvergensi melalui intervensi spesifik dan intensif berjalan efektif.

Penurunan stunting secara signifikan ini tidak lepas dari kebijakan Pemerintah NTT untuk menggunakan aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) untuk menangani stunting dengan by name, by adress dan menolak menggunakan Survey Status Gizi Indonesia (SGSI).

Pemerintah Provonsi NTT telah melayangkan protes kepada Menteri Kesehatan tentang penggunaan pengukuran stunting dengan metode SGSI dan Kementerian Kesehatan telah menyetujui penggunaan e-PPBGM untuk menilai perkembangan stunting di NTT sebagai pengecualiannya.

“Kita juga terus berkomitmen untuk menekan angka kematian ibu dan anak melalui berbagai upaya seperti penguatan dan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan, peningkatan fasilitas kesehatan dan evaluasi yang terus-menerus. Angka kematian Ibu selama tiga tahun terakhir menunjukan penurunan di mana pada tahun 2021, angka kematian ibu sebanyak 181 kasus dan tahun 2022 berjumlah 171 kasus. Sampai dengan bulan Juli tahun 2023 terdapat 74 kasus,” kata Viktor Bungtilu Laiskodat.

“Angka kematian Ibu selama tiga tahun terakhir menunjukan penurunan di mana pada tahun 2021, angka kematian ibu sebanyak 181 kasus dan tahun 2022 berjumlah 171 kasus. Sampai dengan bulan Juli tahun 2023 terdapat 74 kasus. Sementara itu, untuk kematian bayi sampai dengan bulan Juli tahun 2023 mencapai 449 kasus atau menurun dibandingkan dengan tahun 2022 yang mencapai 1.139,” kata Viktor Bungtilu Laiskodat.

Pada pidato pembangunan ini, Gubernur NTT juga menyampaikan capaian pembangunan pada bidang lainnya.

(max)

Comment